Tugas Bulan Juli
Nama :Anik Setiarini
Nim :11.005
Alamat Blog :www.Anikbarbie.blogspot.com
Penerbit: C.V. ANDI OFFSET
Page Number
Anda dapat menambahkan nomor halaman untuk semua halaman dalam dokumen dengan tombol perintah Insert Page Number pada group Header dan Footer pada tab Insert atau dalam toolbar Header dan Footer Tools.
1. Klik tombol Insert Page Number pada grup Header dan Footer dalam tab Insert, sehingga tampil daftar pilihan format untuk memberi no halaman.
• Bottom of page untuk menampilkan pilihan nomor halaman yang akan diletakkan di bagian footer.
• Top of Page untuk menampilkan pilihan nomor halaman yang akan diletakkan dibagian header.
• Page Margin untuk menampilkan pilihan nomor halaman yang akan diletakkan di marjin dokumen.
• Current Positions untuk menampilkan pilihan nomor halaman yang akan diletakkan di sembarang posisi. Posisi ini ditentukan oleh posisi insertion point didalam dokumen.
2. Pilih salah satu pilihan di atas dan perhatikan perubahannya dalam dokumen.
Didalam tombol Insert Page Number juga terdapat beberapa pilihan perintah dibawah ini:
• Remove Page Number untuk penghapus penomoran halaman yang telah terpasang dalam dokumen.
• Format Page Number untuk membuka kOtak dialog Page Number Format dan memodifikasi penomoran halaman.
➢ Number Format untuk mengubah bentuk penulisan nomor halaman.
➢ Include chapter number untuk menyertakan nomor bab dokumen sebelum nomor halaman.
➢ Start at untuk menentukan nomor awal penomoran halaman.
Tugas Bulan Juni
Nama :Anik Setiarini
Nim :11.005
Kelas :1A
IMAJINASI MEMBUAT ALAT untuk
MENGENTIKAN PENDARAHAN
dan MEMBERSIHKAN DARAH
Alat ini berbentuk seperti setrika yang menghasilkan getaran-getaran sehingga mudah untuk membuat uteri kontraksi.Salah satu terjadi pendarahan karena uteri yang sudah tidak berkontaksi lagi.
Alat ini sangat dibutuhkan oleh seorang bidan, apa lagi buat bidan yang ada di pedalam yang jauh dari puskesmas maupun rumah sakit sehingga mudah utuk menyelamatkan ibu yangpendarahan.
Alat yang bisa membersihkan darah “celemek” bisa menyerap darah pada saat darah melahirkan.Bidan g usah repot untuk membersihkan darah tersebut.Tinggal naruh celek tersebut dibawah ibu yang mau melahirkan nanti bila darah ibu yang melahirkan keluar terserap kedalam celemek tersebut.
Senin, 30 Juli 2012
Minggu, 29 Juli 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
Pengalaman Awal Praktek di RSUD dr.R.Soetrasno Rembang
Inilah awal perjalananku kali pertama praktik dapat di dr. R.Soetrasno Rembang. Jauh-jauh hari sebelum berangkat praktik perasaanku senang pengen cepat-cepat praktik, hampir tiap hari update, buat status terus tentang praktik,, bayangan ku praktik itu enak jauh dari asrama.
Tanggal 21 Mei 2012 aku berangkat, malam sebelumnya nggak bisa tidur rasa was-was selalu datang.Pagi hari sebelum berangkat, kami anak Asbar 7 beli sarapan lalu makan pagi bersama. Detik demi detik berganti akhirnya jam 07.00 tiba kelompok Rembang berangkat.
Oops lupa belum mengenalkan personil kelompok Rembang pertama
saya sendiri Anik Setiarini
Herlina Fitriani,
Kurnia Zulfa,
Saidatur Rohmah,
Yeni Mayasari,
Ana alfiana,
Emy kurniawati,
Fitriana Cahya R,
Hani Aryani,
Karina Apriliani.
Kemudian dosen yang mengantar kami Kholisatul Hikmah, S,SIT.dan supirnya pak Sholeh.
Kami berangkat pakai armada Akademi, sepanjang perjalanan kami melihat banyak petani yang membuat garam.Jam 09.00 kami nyampai di Kota Rembang dan tempat pertama yang kami singgahi rumah Pak Camat, disitulah tempat kami kost.Kemudian tepat jam 10.00 tepat kami pergi ke RSUD dr. R.Soetrasno untuk penyerahan Mahasiswa.Perasaan kami tidak karuan, Dag Dig Dug dach,,,,,
Kami disambut dari CI-CI peruangan yang akan kami tempati. CI dari ruang IGD yaitu Totok Aryanto,S,Kep kemudian CI dari ruang Bugenvil Dwi Nugroho, S, Kep yang terakhir CI ruang Dahlia Nuraini Jamil, S.Kep.
Pertama yang saya tempati ruang IGD.Sebelum masuk ruangan masing-masing, kami di ajak CI IGD Totok Aryanto, S.Kep keliling mengenal ruang-ruang yang ada di Rumah Sakit setelah itu masuk ruang yang sudah dbagi perkelompok, yang dIGD tiga orang yaitu saya, Herlina dan Nia.
Pertama masuk ruang, saya tidak tahu apa yang harus lakukan “timbul pertanyaan dari hati” apa saya harus memperkenalkan diri atau langsung ikut menangani pasien tetapi saya tidak tahu mau bantuin apa. Saya cuma berdiri diam membisu, rasa pengen nangis,pengen pulang yang ada pada waktu itu.
Kemudian ada CI datang yang memberi tahu cara pelaksanaan diruang IGD pertama kalau ada pasien yag baru datang yang dilakukan mengukur suhu,nadi,pernafasan dan tensi darah, kalau anak-anak mengukut TB dan BB terlebih dahulu.
Kebanyakan pasien yang ada di IGD orang kecelakaan.Awalnya takut untuk melihat apa lagi membantu membersihkan tetapi sekarang uda terbiasa..
Senin, 23 April 2012
Profil Desa Ketanjung
Profil Desa Ketanjung
Desa Ketanjung yang
merupakan salah satu desa dari 17 desa di wilayah kecamatan
Karanganyar kabupaten Demak mempunyai luas wilayah = 326,974 Hektar
(Ha), dengan rincian sebagai berikut:
Dengan batas-batas wilayah,
antara lain :
>
Sebelah Utara berbatasan dengan desa
Tanjung Karang – Kudus
>Sebelah Selatan
berbatasan dengan desa Undaan Lor – Kudus
>Sebelah Barat berbatasan
dengan desa Ngemplik Wetan – Demak
>
Sebelah Timur berbatasan dengan desa
Ngemplak – Kudus
Adapun jumlah penduduk di
desa Ketanjung hingga saat ini (data per 5 Januari 2009) mencapai
3954 jiwa. Dengan rincian laki-laki sebanyak 1676 jiwa, dan perempuan
sebanyak 1678 jiwa yang tergabung dalam 918 Kepala Keluarga (KK).
Desa Ketanjung dibagi dalam empat Dukuh, yaitu : Ketanjung, Norowito,
Kedung, dan Karang Turi. Terdiri dari 19 Rukun Tetangga (RT) dan 5
Rukun Warga (RW).
Desa Ketanjung kalau
dilihat dari peta kabupaten Demak berada disebelah Timur dari
pusat kota Demak dan
berdekatan dengan kabupaten Kudus. Boleh dibilang setelah
terjadinya alih fungsi
sungai “Wali” yang merupakan batas desa Ketanjung dengan
kabupaten Kudus terjadi
perombakan oleh pihak pemerintah karena keberadaannya
yang berkelok-kelok dan
berbelok-belok dan dikatakan kurang enak dipandang mata
, kemudian diputuskan
untuk meluruskan sungai tersebut dan yang sekarang dikenal
dengan nama sungai
“Wulan” sebagai pembatas dan penghubung antara kabupaten
Demak dan kabupaten
Kudus pada khususnya, selain sebagai jalan propinsi (Pantura)
juga sebagai jalan
nasional pada umumnya. Dan yang dulunya terkenal sebagai
sungai buatan “Wali”
sekarang dikenal oleh warga desa Ketanjung dengan sebutan
“Kali Mati”, karena
tidak difungsikan lagi. Terjadinya alih fungsi dari sungai “Wali”
tersebut ke sungai
“Wulan” konon diperkirakan tatkala penjajah Belanda masih
menjajah Indonesia,
yaitu sekitar awal abad 20 (tahun 1900-an).
Dari peristiwa tersebut, akhirnya secara geografis membuat desa Ketanjung terbelah
menjadi dua bagian,
yaitu di barat dan timur sungai. Warga desa Ketanjung menyebut
yang di barat sungai
Wulan dengan “Brang Kulon” atau “Kulon Kali”, sebagian yang
lain di timur sungai Wulan dengan “Brang Wetan” atau “Wetan
Kali”, yang kemudian
secara pandangan umum
atau secara geografis Brang Kulonlah yang lokasinya berada
tepat di kabupaten
Demak, sedang Brang Wetan berada di kabupaten Kudus,
meskipun secara
administratif keduanya masih dalam lingkup pemerintah kabupaten
Demak. Dan kebetulan
juga Brang Kulonlah yang terdiri dari dua Rukun Warga yang
mudah dijangkau dan
dicari alamatnya secara administratif baik dari arah kabupaten
Kudus maupun kabupaten
Demak. Sedang yang Brang Wetan yang terdiri dari tiga
Rukun Warga, kalau dari
arah kota Demak ketika orang hendak ke pusat
pemerintahan desa
Ketanjung harus melintasi jembatan sungai Wulan ke arah
kabupaten Kudus berhenti
di traffic light jalan lingkar jurusan ke Pati-Surabaya
kemudian jalan lurus
sampai di traffic light Proliman (Tanjang Karang-Kudus, red)
kemudian belok ke arah
kanan jurusan Undaan-Purwodadi ± 1,5 KM sampai pada
perempatan jembatan
sungai Bakinah (batas desa Jetis Kapuan-Jati-Kudus dan
Ngemplak-Undaan-Kudus)
belok ke arah kanan lurus ± 0,5 KM. Dan bisa juga lewat
pertigaan masjid desa
Wates-Undaan-Kudus belok ke arah kanan (jika dari arah
Kudus-Purwodadi dan
belok kiri jika dari arah sebaliknya) masuk ± 350 M. Karena
letaknya yang tidak
berada pada pinggir jalan raya utama kota, boleh dikata desa
ketanjung merupakan desa
yang berada dipelosok atau pedalaman.
Dan khusus bagi pengendara roda dua (jika berjalan dari arah Demak ke Kota Kudus )
Dan khusus bagi pengendara roda dua (jika berjalan dari arah Demak ke Kota Kudus )
, ada jalur alternatif
agar lebih cepat sampai di ibu kota desa Ketanjung, yaitu setelah
melintasi jembatan
sungai Wulan ke arah kabupaten Kudus berhenti di traffic light
jalan lingkar jurusan ke
Pati-Surabaya ± 200 meter ada perempatan ditengah jalan
kemudian belok kearah
kanan (kalau dari arah Demak ke Kudus-Surabaya), dan dari
traffic light Proliman
dari jurusan ke Surabaya-Semarang lurus ± 500 meter ada
perempatan ditengah
jalan kemudian belok ke arah timur (kalau dari arah Kudus ke
Demak-Semarang), kemudian masuk Gapura dengan bertuliskan Selamat
Datang Di
Dukuh Gendok (Jari
Wetan-Kudus) lurus ± 80 meter melintasi jembatan kecil terus
belok ke kiri dan
sesampainya di Sekolah Dasar Negeri 3 Jati Wetan kemudian belok
ke arah kanan lurus dan
mentok di Kali Anyar kemudian belok kiri ± 100 meter
hingga di jembatan yang
melintasi Kali Anyar kemudian belok kearah kanan
mengikuti jalan beton
yang berada di tengah sawah ± 350 meter hingga tepat sampai
di Desa Ketanjung
tepatnya di RT 02 RW I. Dan jikalau dari arah Purwodadi ke Kudus
lebih dekat dan enak
lewat di jalur utama tadi.
Kesehatan Desa Ketanjung
Desa Ketanjung ini ada salah
satu bidan yang bernama wijayanti.Setiap bulan tanggal 10 tentunya
diadakan posyandu yang diselenggarakan dirumah pak RT. Dengan
semangatnya ibu-ibu rumah tangga yang ingin anaknya sehat rela tidak
berangkat kerja dan mengikuti berjalanya posyandu.
Kesehatan
Sementara Akses
Kesehatan, desa ini telah memiliki 1 puskesmas desa dengan 2
petugas kesehatan
setingkat manteri, 2 polindes dengan petugas berpendidikaN Bidan
. Program pengobatan
gratis yang dilaksanakan pemerintah sangat membantu
masyaarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Meskipun pada kasus- kasus
tertentu
masyarakat harus tetap bayar.
Air Bersih
Air bersih yang kerap
kali menjadi masalah terutama dimusim kemarau agaknya tidak
bergitu terasa di desa
ini. sumber air bersih masih mudah dicari seperti dari sumur, tetapi
sekarang air mudah didapat sebab setiap rumh hampir rata-rata
mempunyai air sanyo.
Biasanya untuk mandi dan
mencuci penduduk desa memanfaatkan air sumur dan
sungai, sementara untuk
memasak dan minum mengandalkan pasokan air dari
kecamatan. Hal ini
disebabkan air yang bersumber dari sumur berasa payau, memiliki
kandungan garam yang
tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)